Pentingnya Melakukan Test Mental Health Bagi Generasi Muda

Pentingnya Melakukan Test Mental Health Bagi Generasi Muda – Tes kesehatan mental kini semakin umum dilakukan, terutama mengingat banyaknya kasus terkait kesehatan mental di kalangan remaja. Meskipun sering dianggap sebagai bahan lelucon, isu kesehatan mental adalah masalah serius.

Hal ini didukung oleh laporan Indonesia National Adolescent Mental Health Survey (I-NAMHS) yang mengungkapkan bahwa satu dari tiga remaja di Indonesia mengalami masalah kesehatan mental. Survei oleh McKinsey Consumer Behavioral Health Survey juga menunjukkan bahwa Generasi Z 2 hingga 3 kali lebih rentan untuk melakukan percobaan bunuh diri dibandingkan generasi lainnya.

Penting untuk melakukan tes kesehatan mental guna menentukan langkah yang tepat agar seseorang dapat kembali ke kondisi mental yang sehat, terutama bagi remaja yang sedang mengalami perkembangan emosional dan sosial.

Namun, banyak generasi muda yang ragu untuk menjalani tes kesehatan mental. Mereka cenderung mencari informasi di internet tentang masalah yang dialami (self-diagnosis) daripada meminta bantuan dari psikolog atau psikiater di fasilitas kesehatan yang terpercaya. Hal ini seringkali dipengaruhi oleh stigma masyarakat terhadap isu kesehatan mental.

Test mental health, apakah itu?

ilustrasi mengenal mental health

Menurut medlineplus.gov, situs resmi badan kesehatan Amerika Serikat, tes kesehatan mental atau screening adalah serangkaian pertanyaan yang diajukan kepada individu untuk membantu tenaga medis dalam mengidentifikasi tanda-tanda masalah mental. Pertanyaan-pertanyaan ini biasanya dirancang untuk mengumpulkan informasi mengenai suasana hati, pemikiran, dan kebiasaan pasien.

Beberapa gejala yang memerlukan screening mental health

Tak harus menunggu gejala, seseorang bisa melakukan test mental health kapan pun. Namun jika ada indikasi bahwa seseorang mengalami salah satu atau beberapa hal berikut, maka sangat disarankan untuk segera melakukan screening, di antaranya:

  • Gangguan mood, seperti depresi, bipolar, Seasonal Affective Disorder (SAD), dan kecenderungan ingin menyakiti diri sendiri.
  • Gangguan kecemasan berlebih, misalnya sering mengalami kepanikan, memiliki phobia tertentu, hingga mengalami Obsessive-Compulsive Disorder (OCD).
  • Gangguan pola makan yang meliputi anoreksia dan bulimia.
  • Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD). Gangguan ini umumnya dialami oleh anak-anak, namun ternyata dapat berlanjut hingga dewasa.
  • Post-traumatic Stress Disorder (PTSD) atau stres pasca trauma.
  • Mengalami gangguan kepribadian.
  • Gangguan kecanduan alkohol dan obat-obatan terlarang.
  • Gangguan psikis seperti Schizophrenia.

Prosedur test mental health

Ada beberapa tahapan yang akan dilalui ketika seseorang menjalankan prosedur cek kesehatan mental. Tahapan-tahapan tersebut antara lain:

1. Interview

Interview bertujuan untuk mendapatkan informasi lebih detail tentang pasien, termasuk identitas, riwayat gangguan mental, gejala-gejala yang dialami, hingga riwayat medis lainnya.

2. Observasi

Setelah mendapatkan data melalui wawancara, tenaga medis kemudian akan melakukan pengamatan langsung terhadap penampilan, sikap, suasana hati, dan hal-hal lain yang berkenaan dengan status kesehatan mental seseorang.

3. Pemeriksaan penunjang

Selain pertanyaan dan observasi, dalam beberapa kasus, seseorang yang sedang menjalankan screening kesehatan mental ini juga menjalani pemeriksaan penunjang. Pemeriksaan ini dapat meliputi pengambilan sampel darah, tes urin, CT scan hingga melakukan psikotes.

Pentingnya melakukan tes kesehatan mental

ilustrasi pentingnya melakukan test kesehatan mental

Saat mengalami beberapa gejala yang disebutkan di atas, sebaiknya tidak mengabaikan urgensi melakukan tes kesehatan mental. Berikut ini adalah beberapa alasannya:

1. Menghindari salah diagnosa

Dengan tes mental health oleh ahlinya, bisa mencegah salah diagnosa yang bisa berakibat fatal ke depannya. Diagnosa oleh psikiater atau psikolog sudah memenuhi kaidah pemeriksaan dengan memperhatikan aspek penting seperti temuan dari hasil pemeriksaan fisik maupun pemeriksaan penunjang.

Hal ini umumnya terlewatkan bila pasien melakukan self diagnosis atau pemeriksaan sendiri tanpa bantuan profesional.

2. Menghindari salah penanganan

Tes kesehatan mental juga membantu psikiater dan psikolog untuk memberikan langkah penanganan yang tepat. Termasuk perlu atau tidaknya pasien mendapatkan terapi obat-obatan.

Beberapa masalah kesehatan mental terkadang lebih membutuhkan jenis pengobatan lainnya, seperti konseling atau terapi.

3. Mencegah gangguan kesehatan yang lebih parah

Pemeriksaan kondisi mental dengan menggunakan tes juga memiliki hasil yang lebih terukur. Dengan demikian penanganan yang disarankan akan lebih tepat dan mencegah terjadinya perburukan kondisi pasien.

Kesimpulannya, tes mental health sangat diperlukan bila sudah menunjukkan gejala-gejala seperti di atas. Pemulihan masalah kesehatan jiwa sama pentingnya seperti pengobatan fisik, sehingga untuk hasil yang lebih komprehensif, disarankan untuk berdiskusi kepada tenaga kesehatan ahli.

Scroll to Top